Posted by : Unknown
Rabu, 17 September 2014
Fotografi Jurnalistik adalah foto yang
memiliki nilai berita atau menjadi berita itu sendiri, melengkapi suatu berita
dan dimuat dalam suatu media. Foto jurnalistik harus didukung oleh caption yang
berisi penjelasan dari foto. Beberapa makna fotografi jusnalistik dari berbagai
sumber:
1.
|
Menurut Wilson Hick redaktur senior majalah ’Life’
(1937-1950) dalam buku World and Pictures, foto jurnalistik adalah media
komunikasi verbal dan visual yang hadir bersamaan.
|
2.
|
Menurut Henri
Cartier-Bresson,
pendiri agen foto terkemuka di dunia dengan teorinya Decisive Moment, foto
jurnalistik adalah berkisah dengan sebuah gambar, melaporkannya dengan sebuah
kamera, merekamnya dalam waktu, yang seluruhnya berlangsung seketika saat
suatu citra tersebut mengungkap sebuah cerita.
|
3.
|
Menurut Oscar Motulohm, fotografer professional, foto
jurnalistik adalah suatu medium sajian informasi untuk menyampaikan beragam
bukti visual atas berbagai peristiwa kepada masyarakat seluas-luasnnya secara
cepat.
|
4.
|
Menurut Zainuddin
Nasution,
tokoh foto jurnalistik asal Surabaya, foto jurnalistik adalah jenis foto yang
digolongkan foto yang tujuan pemotretan karena keinginan bercerita kepada
orang lain. Jadi foto-foto jenis ini berkepentingan dalam menyampaikan pesan
kepada orang lain dengan maksud agar orang lain melakukan sesuatu tindakan
psikologis.
|
5.
|
Dalam buku serial
Photojournalistic yang
diterbitkan oleh Time Life diungkapkan bahwa, foto-foto yang dihasilkan
oleh para wartawan foto seperti yang ada di media massa adalah pers foto foto
berita yang penekanannya pada perekaman fakta otentik. Misalnya foto yang
menggambarkan kebakaran, kecelakaan, pengusuran dll. Foto-foto itu, ingin
menceritakan sesuatu yang akan membuat orang memberikan feed back dan
bertindak.
|
Foto jurnalistik memiliki
pesan yang jelas dari sebuah peristiwa, tetapi dibuat dengan kemampuan
teknologi secara otentik.
Foto, apa menariknya dibandingkan
tulisan?
Foto, apa keunggulannya?
Orang yang buta huruf, pastilah tidak bisa membaca
tulisan. Sedangkan orang yang buta huruf, tentu masih bisa menikmati keindahan
sebuah foto. Artinya jangkauan karya foto lebih universal ketimbang karya
tulis. Ia tidak perlu diterjemahkan dalam bentuk kata-kata atau bahasa. Cukup
dengan foto, semua orang sudah bisa menangkap makna sejati di balik foto
tersebut. Nah, jadi kekuatan foto itu terletak pada gambarnya
itu sendiri.
Mari kita bahas tentang dunia fotografi dalam waktu
yang sekejab ini. Berita foto adalah karya jurnalistik yang mengandalkan pada
foto-foto yang diambil oleh para fotografer. Pada zaman modern ini, di mana
sekarang handphone saja bisa digunakan untuk memotret,
kemudian harga kamera digital semakin murah bahkan hanya mencapai Rp 500 ribu,
semakin memudahkan bagi siapapapun juga menjadi fotografer.
Fotografer adalah orang-orang yang menghasilkan
karya foto dengan bantuan alat pengambil gambar seperti kamera, handphone,
laptop dan alat pengambil dan penyimpan foto lainnya. Para
jurnalis online juga berhak menampilkan karya foto mereka
untuk dipublikasikan di berbagai media massa cetak dan elektronik.
Di dunia penerbitan, dikenal beberapa jenis foto
berdasarkan fungsinya dalam pemberitaan. Yakni foto dokumentasi dan foto
jurnalistik (foto berita). Sebagai pelengkap artikel atau berita, foto yang
ditampilkan bersifat melengkapi atau dikenal juga sebagai ilustrasi. Ada foto
ilustrasi pasif dan ilustrasi progresif. Sebagai contoh artikel mengenai keindahan
Indonesia dapat menampilkan foto pemandangan sawah yang menghijau atau bisa
juga dengan menampilkan Gunung Merapi. Ilustrasi foto ini masuk dalam kategori
ilustrasi pasif. Bila artikel/berita menyinggung masalah transportasi di
Jakarta, lantas ditampilkan foto kemacetan lalu lintas di Jalan Malioboro
Yogyakarta, inilah foto ilustrasi progresif.
Foto berita adalah sebuah foto yang dapat berdiri
sendiri hanya dengan sebuahcaption ringkas, namun sangat
deskriptif. Sehingga mampu menginformasikan banyak perihal pesan yang
disampaikan melalui pemotretan objek dalam foto berita tersebut. Foto macam ini
disebut sebagai foto yang bernilai jurnalistik. Contoh, foto seorang mahasiswa
yang mengekspresikan wajah histeris di tengah kerumunan demonstran dengan latar
belakang aparat keamanan yang dengan sangkur terhunus mengusir demonstran.
Biasanya foto jurnalistik akan menempati halaman terdepan pada sebuah surat
kabar, yang luasnya bisa 4-5 kolom. Bagi para jurnalis, foto jurnalistik model
di atas pasti menjadi berita foto headline. Cukup spektakuler untuk
dapat menjadi fokus berita edisi hari tersebut.
Agar menghasilkan foto berita yang bermutu baik,
diperlukan dukungan kemampuan memotret melalui penguasaan teknik pemotretan. Di
samping itu pengalaman menguasai medan sesuai situasi di lapangan juga sangat
penting. Dalam menghadapi kondisi chaos, seorang fotografer harus
mampu menggunakan keterampilan memotretnya untuk menguasai keadaan, sehingga
dengan situasi macam apapun tetap dapat menghasilkan gambar yang memenuhi kriteria
jurnalistik.
Beberapa hal perlu dikuasai secara khusus, di
samping kemampuan teknik standar seperti pemilihan bukaan rana, menentukan
kecepatan yang sesuai serta pengambilan jarak terhadap objek. Hal-hal khusus
ini meliputi pemanfaatan momentum yang datangnya kadang-kadang mendadak,
spontan dan sangat singkat. Seperti dalam olahraga misalnya, peristiwa bobolnya
gawang kesebelasan yang sedang bertanding merupakan momentum yang selalu
dinantikan para fotografer atau wartawan olaahraga. Tetapi mereka juga tidak
tahu kapan momentum tersebut akan terjadi.
Kondisi khusus lain menyangkut teknik penentuan
sudut pemotretan (angle). Pengambilan gambar yang frontal kurang memberi
efek dramatis dan tidak menampilkan dimensi yang membuat foto tersebut
“bernyawa”. Menyangkut penguasaan teknik pencahayaan, gradasi cahaya yang dapat
diprediksi pemunculannya dalam gambar, juga akan memberi nuansa dramatis yang
ikut menentukan kadar mutu sebuah foto bernilai berita atau tidak.
Untuk menjadi seorang wartawan foto profesional
memang tidaklah mudah. Di samping membutuhkan talenta yang kuat, juga harus
dibarengi dengan motivasi dan penguasaan keterampilan untuk menunjang
pengembangan kariernya. Jam terbang yang cukup lama dalam menggeluti sebuah
profesi merupakan bukti ketekunan dan keuletan dari seseorang dalam mengabdi
kepada tugasnya sebagai seorang fotografer profesional.
Dengan demikian, dapat disimpulkan sejumlah tips
membuat berita foto yang bermutu baik bagi para calon fotografer adalah:
o Memahami alat kerja kamera dan alat
pengambil gambar lainnya. Hal ini dilakukan untuk memudahkan bagi setiap
pewarta warga dalam mengoperasikan kamera yang dimiliki. Bagi para calon
jurnalis tidak usah muluk-muluk memiliki kamera sebagaimana model kamera besar
yang dimiliki para fotografer olahraga. Cukuplah bermodalkan kamera digital
yang super murah, sudah bisa diandalkan dalam menghasilkan
berita foto yang menarik.
o Memahami teknik, komposisi dan sudut pandang
pengambilan gambar, sehingga mampu menghasilkan karya foto yang mempunyai nilai
berita. Kalau kamera yang dimiliki para calon jurnalis hanya kamera digital
yang kemampuan bidikannya terbatas, maksudnya hanya bisa mengambil gambar
dengan jarak maksimal tidak lebih dari 8 meter, maka mereka harus pandai-pandai
dalam mengambil momentum dan kefokusan. Dengan cara demikian, mereka harus
“berperang” dengan jarak pendek, karena kemampuan kamera yang terbatas
tersebut. Maksudnya jarak antara objek/subjek yang dibidik dengan posisi
pembidik (fotografer) harus relevan dengan jarak toleransi di atas.
o Selalu berlatih melakukan pengambilan foto
tanpa pernah mengenal bosan. Dan harus muai dari sekarang mempublikasikan
setiap hasil karya fotonya ke berbagai media massa.
Itulah tiga tips yang bisa dipraktikkan para
jurnalis dengan menghasilkan foto-foto yang memiliki nilai berita. Selamat
berlatih menjadi seorang fotografer andal…(*)
- Fotografer
harus benar-benar akrab dengan peralatan mereka. Anda tidak perlu berpikir
tentang hal sisi teknis. Mengambil banyak foto dan pemikiran Anda akan
segera dikhususkan untuk gambar.
- Pelajari
subjek Anda dengan rasa ingin tahu dan jangan lupa latar belakang atau
background.
- Gunakan
cahaya yang ada secara alami dan merekam adegan yang Anda lihat.
- Cobalah untuk
tidak mempengaruhi subjek Anda. Biarkan mereka bersikap seolah-olah Anda
tidak ada. Foto itu akan lebih ril.
- Kamera adalah
alat sederhana: jangan terbawa dengan gadget.
- Kemajuan
teknologi kamera berarti bahwa kesalahan yang jarang terjadi tetapi jika
Anda membuat satu kesalahan, belajarlah dari itu.
- Penggunaan
perangkat lunak komputer untuk meningkatkan gambar dan tidak berlebihan.
- Keterangan
perlu meningkatkan dan menjelaskan gambar Anda dan harus 100 persen
akurat. Selalu periksa ejaan nama.
- Berbicara
dengan orang: mereka penuh dengan informasi yang berguna.
- Menang
penghargaan foto Anda tidak ada gunanya jika mereka tidak terlihat di meja
gambar sebelum batas waktu. Memahami bagaimana untuk mengirimkan gambar
Anda dalam segala situasi.